Pages

Monday, January 30, 2017

Cinta Dalam Diam - Dwitasari (Puisi)

Dulu jaman SMA suka baca twit dari @dwitasari . Aaaaak banyak banget celotehnya yang ngebuat baper maksimal. Udah 5 tahun lulus sma dan tiba tiba kepikiran ama dia lagi dan nemu musikasasi puisi dwitasari yang judulnya Cinta Dalam Diam. Keren kata-katanya.

Cinta Dalam Diam
Sudah lama aku memperhatikanmu 
Dalam sisi gelapku, diam-diam aku mencintaimu
Dalam sembunyiku
Kita berteman sudah lama
Sudah banyak cerita yang kita lalui
Cerita yang bagiku selalu teringat, meskipun mungkin saat kau lupakan

Aku tak mau mengaku tentang cinta
Rasanya diampun sudah lebih dari cukup
Diam-diam membisikkan namamu dalam doa
Menyimpan namamu secara utuh dalam hati
Mencintaimu dalam bulir air mata, tanpa banyak bertanya

Aku menatap matamu seakan tak ada cinta disana
Aku menggenggam jemarimu, seaakan perasaanmu tak sama dengan yg aku rasakan
Kita menjalani hari bersama, seakan hatiku ini baik-baik saja
Namun siapakah yang bisa menebak isi hati manusia termasuk isi hatiku

Melihatmu dari jauh, tersenyum diam-diam tanpa sebab
Membayangkan betapa semua akan bahagia jika kita bisa menyatu dalam cinta
Tapi aku tak seberani itu..
Tak mungkin aku mengaku bahwa aku mencintaimu
Aku terlalu takut, terlalu pengecut
Aku hanya bisa terdiam
Menunggu kamu bilang, menunggu kamu mengaku
Bahwa kamu juga mencintaiku

Siapa aku dimatamu?
Aku mungkin hanya sebagian kecil dari orang-orang yang memperhatikanmu,
Teman ceritamu, tempatmu berbagi, tak lebih dari itu

Dalam diamku aku terus mencintaimu
Dalam kebisuanku aku mengucap cinta yang tak kau dengar
Aku membisikkan rindu yang tak kau gubris
Merasakan perasaan yang tidak kau rasakan

Mungkin, memang terlalu tinggi jika aku harus berharap lebih
Terlalu angkuh jika aku inginkan cinta yang utuh
Biarkan semua tetap begini, mencintaimu dalam sepi
Membawa namamu dalam doa
Biarkan ini jadi cinta, yang suatu saat nanti akan kau rasakan
Tanpa perlu aku member alasan.

Wednesday, September 7, 2016

Bukit Kusnodo Bontang

Salah satu tempat yang bisa dikujungi di Bontang adalah Bukit Kusnodo. Sebenarnya kalo menurut saya, tempat ini tidak terlalu mirip dengan bukit pada umumnya. Menurut saya lebih mirip jalan yang berada di dataran tinggi. Tapi entah kenapa namanya Bukit Kusnodo.
Bukit Kusnodo terletak di dekat hotel Oak Tree Bontang, tepatnya Jalan Arief Rahman Hakin KM 3. Lokasinya lumayan jauh dari pusat keramaian kota, sehingga jalanan di sekitar situ akan terasa sangat sepi. Dari Bukit Kusnodo ini kita bisa melihat obor-obor PT Badak, perumahan penduduk serta hamparan ribuan sawit yang ada.

Niatnya liat sunrise tapi gagal karena cuaca mendung

Karena kabut jadi keliatan keren LOL

Garnis, Ima, Melly






Sebenarnya di lokasi ini terdapat seperti rumah pohon yang tinggi, sehingga akan lebih terasa nikmat jika melihat pemandangan dari rumah pohon tersebut. Namun sayang sekali, kondisinya sudah tidak layak untuk digunakan.


Taman Cibodas

Setelah dari Bukit Kusnodo kita melanjutkan ke Cibodas, tapi karena hujan dan Garnis ada panggilan call out, kita ga sempat menghabiskan waktu lebih lama.


Tuesday, September 6, 2016

Trip Semi Backpacker ke Makassar

Long time udah ga pernah posting lagi. Sempet liat isi dari blog ini bener bener berantakan. Yaaa, sesuai judul blognya. It is abaout my journey, apapun yang pernah dilakuin dirasain dan dipikirin. LOL
Yaa, sometime jadi orang yang abstrak dan bosenan itu perlu. Seenggaknya aku jadi selalu cari hal baru untuk dicoba dan (niatnya sih) di share gitu. Tapi maafkeun yak , ga ada bakat nulis sebenernya jadi kalo tulisan di blog ini berantakan emang ga ada niat untuk ngebuat bingung, tapi emang adanya gini LOL

okeee, sebelum prolog nya kepanjangan, better kalo aku langsung balik ke topik kali ini.
Yap, libur empat bulan Mei 2016 kemaren aku dan temen aku Garnis Nur Fadila (aka ketek) ini mencoba membolang. Ya karena ini pengalaman pertama kita yang (ngerasanya) masih bocah jalan-jalan sendiri ke Makassar kita siapin ini bener-bener mateng. Mulai dari itinerary sampe cari temen jalan di forum-forum backpacker gitu.

Rencana awalnya adalah kita pengeeeeeeen banget selain city tour di Makassar kita bisa jalan ke Tanjung Bira. Bahkan udah sempet cari informasi mulai dari penginapan, supir travel disana dan sewa kapalnya. Tapi apalah daya, setelah dipikirkan ulang kok kayaknya agak kurang waktunya jadi kita fokusin untuk city tour aja.
Tapi mungkin bakal lebih bermanfaat kalo informasi ini di share buat orang lain kali yaa.. hehe

Penginapan di Tanjung Bira
1. Sunshine Guest House, ini merupakan salah satu penginapan murah terpopuler kalo kalian cari informasi mengenai penginapan di tanjung bira. Rate-nya sekitar Rp. 120.000,- . Nama yang punya adalah Nini (082190931175). Karena memang udah lumayan cukup dikenal dan letaknya yang memang strategis, jadi waktu aku telfon mau booking semua kamarnya udah penuh.
2. Bira View Inn , 081343837455
3. Wisma Sipakatau, 081342707547
4. Pondok Wisata Tanjung Bira, 0823946576618
5. Vila Asri, 081348071789 / 085298043208
6. Penginapan Pasir Putih Bira, 08114201028 / 085394139293
7. Wisma Wiryawan, 0821242598 / 085243368108
8. Wisma Nur Husada, 08124291651
9. Salassa Guest House, 08124265672 (tarif sekitar 100ribu)

Supir Travel dari Makassar ke Tanjung Bira : Pak Asri 085387589694
Sebenernya ada sih alternatif naik bis tapi karena jadwal bis yang terbataas dan kurang fleksibel (terutama sama flight dari Balikpapan) jadi lebih enak kalo naik travel walopun harus nunggu sampe penuh LOL.

Sewa Kapal/Perahu di Tanjung Bira 
1. Pak Bliqi 081253592352 , tarif sekitar 250 sedangkan untuk alat snorkel 20rb
2. Pak Fian 085341134820

Nah langsung aja yaa, jadi perjalanan di mulai dari Bontang ke Balikpapan. Kita naik bus Samarinda Lestari yang jam malem, nyampe di Balikpapan pagi-pagi buta gitu.
Nah sambil nunggu waktu, aku sama garnis sempet muter-muter di Bandara Sepinggan Balikpapan. Walopun udah sering pulang kampung ke Jawa lewat Bandara ini tapi setelah diinget ini pertama kalinya aku foto-foto di sini. LOL

Lipan Painting


Nah kebetulan waktu kita di sana ada Lipan Painting. Selain lukisan di sisi ini, masih banyak lagi lukisan yang di pajang di belakangnya. Dan paling dominan adalah lukisan tentang yang temanya tentang kebudayaan di kalimantan salah satunya suku dayak ini.

Ga mau kalah narsisnya ama orang utan #SaveOrangUtan
Setelah sekian lama nunggu akhirnya dipanggil juga buat boarding~ Ga butuh waktu lama buat flight dari Balikpapan ke Makassar.sekitar 1 jam lebih dan finaly kita sampai di kota daeng ^o^

Disambut sama hiruk pikuk bandara dan patung sultan hasanudin yang gagah. Hohohoho...
Tanpa membuang waktu kita langsung menuju pool bus Damri di Bandara. Pemberangkatan bus ini setiap jam ada dan harganya terjangkau buat traveller semi backpacker kayak kitaaa.. LOL
Satu tiketnya seharga 40 ribu rupiah. 
pemandangan sepanjang jalan di atas Bus Damri
Dan tanpa diduga disini, di bus ini aku ketemu sama seorang teman lama, Kak Akbar yang asli orang sulawesi. Dari blog dia juga aku dapet info tentang penginapan murah di Makassar.

Dan setelah memilih dari beberapa wisma murah yang ada, akhirnya kita memutuskan untuk menginap di wisma Jampea. 
Jadi dari Bandara naik Damri kita turun di halte depan gedung RRI.
Ini haltenya, bisa ke sini lagi kalo mau ke Bandara dari Wisma Jampea

Gedung RRI persis di sebrang halte

Dari halte jalan lurus cari jalan jampea yang punya penampakan seperti di atas. Jangan jalan ke arah pertigaan ya, tapi kebalikan arah itu.
Setelah masuk ke Jalan Jampea, sekitar 500 m kita akan melihat plang tulisan Wisma Jampea.

Mulai nampak nih setelah jalan yang lumayan karena bawa ransel yang penuh ama perkakas untuk foto foto LOL
Dan ini dia Wisma Jampe yang akan kita tinggali untuk beberapa hari ke depan. Tsaaaaahh.
Fasilitas kamar : AC, kamar mandi dalam, air hangat shower, lemari, breakfast (roti), air minum.
Setelah check in dan membayar untuk 3 malam (Rp. 160k/night) , kita lanjut bebersih dan langsung siap-siap untuk menghubungi rental motor yang sudah kita booking sebelumnya. Dan jeng jeng jeng.... Ternyata nasib baik belum berpihak sama kita. Jadi tempat rental motor yang sudah kita booking sudah nganter motor yang aku pesan ke wisma jampea. Tapi ternyata sudah ada orang lain yang innocent sekali mengambil jatah motor yang udah kita pesan T.T 
Yaa karena ini longweekend agak susah untuk cari rental motor. Walopun awalnya rasanya kok agak apes gitu, tapi ternyata kita sedikit bersyukur karena banyak manfaat dari pada mudharat karena kita ga jadi sewa motor. Yang pertama kita ga jadi ngeluarin uang sewa buat motor. Yang kedua ga perlu ngeluarin uang buat bensin juga. Dan yang ketiga kita juga lepas dari rasa parno akan berita begal yang waktu itu lagi santer santer nya di makassar (katanya sih gitu, tapi selama jalan di sana aman dan ramah aja, alhamdulillah...)
Okay, tanpa buang waktu bada ashar ktia langsung pergi cari makan. Kuliner pertama yang kita datengin adalah Coto Makasar Nusantara di Jalan Nusantara.
Eh tapi baru beberapa meter keluar dari jalan Jampea kita ngeliat ada Gedung Kesenian Sulawesi Selatan atau Societeit de Harmonie. Dan tanpa buang waktu kita mampir buat ngeliat isi dari gedung itu apa sih. Dan ternyata isinya adalah......

Dari luar keliatan banget gedung ini khas bangunan Belanda

Meninggalkan jejak dulu gan

Isinya galeri foto gitu

She is my travelmate, Garnis Nurfadila Sari
 Setelah sekitar 30 menit muterin liat galeri foto yang ada, kita lanjut jalan ke Coto Nusantara.

Belum terlalu ramai karena kayaknya memang jam nanggung buat makan LOL
Nikmatnya beda sama Coto Makasar yang ada di Bontag, secara langsung dari tempat aslinya ^o^
Setelah mengisi perut yang sebelumnya keroncongan, kita lanjut menikmati jalan sore menuju Benteng Fort Rotterdam.sekitar 400 m selama 5 menit lah. Ga jauh dan jarak yang cukup buat nurunin isi perut.
Journey began~

Bangunan ciri khas Belanda binggooo.. Mirip sama SMP N 1 Cilacap menurut ku

Museum La Galigo di Benteng Fort Rotterdam

Sore hari di Fort Rotterdam

Bangunan tinggi dan langit biru, loveable sekali

Selalu ada dokumentasi~

Mirip bunderan di Tojasera Bontang

That was both of us taking a selfie photo hohoho
Foto kekinian pada waktu itu~ haha

Garnis again~

It's me

Still capturing picture of me in Fort Rotterdam

Jalan menuju~ Garnis~

Pohonnya kayak rambut kribo gitu, dan warna hijaunya uuuuwwwww banget

Pee Kaaa Booooo~

Perkumpulan muda mudi yang lagi mendengarkan seorang bapak tua. Agak curious tapi takutnya juga sih liat penampilan bapaknya yang nyentrik

Sukaa banget ama view-nya

Ini dibagian atas, naik tangga dikit ada atap yang tempat nutuk ngeliat view Fort Rotterdam dari atas
Perjalanan sore ini singkat aja karena emang waktunya yang terbatas, sudah mendekati magrib. Dari Benteng Fort Rotterdam, kita naik taksi ke Trans Studio Mall. Malem ini agendanya bukan mau masuk Trans Studio, tapi untuk menonton film yang lagi santer-santernya waktu itu. Yap, apalagi dah film yang sukses ngebuat ketawa dan baper sekaligus. Berasa nostalgia di tahun 2000an. Kita nonton film "Ada Apa Dengan Cinta 2". Sukses ketawa gara-gara lucunya Mili, kagum ama sosok Rangga yang Cool tapi kadang nyebelin juga hahaa. Dan suka banget ama Dian Sastro yang cantik nya elegan sih menurut aku. Tapi sayang disini dia agak jahat nah, ninggalin calon suaminya demi masa lalu yang tiba-tiba datang kembali~ huhuhuhu
Okay sekian untuk hari pertama. Kita balik ke Wisma Jampea. Awalnya berniat ketemu sama temen dari travelmate dari Jogja namanya Endah. Aku kenal dia dari forum Backpacker gitu. Daripada dia solo traveller kan mending bareng kita walopun agak ga jelas juga sih itinerary nya. Hahahaha..
Karena udah malem dan udah capek, janjian ketemu ama Endah diundur keesokan paginya.
Endah nginep di jalan Jampea tapi di tempat yang berbeda sih.
Yasmine Hotel
Endah nginep di sini, Yasmine Hotel. Jaraknya dekat aja sama Wisma Jampea, dan letaknya di sisi sebrang dari Wisma Jampe. Nuansa di dalam hotel Yasmine lumayan nyaman tapi sayangnnya berasa di hotel tua. Tapi overall nyaman dan sesuai dengan rate harga per malamnya.
Hari kedua, kita sudah ga berdua lagi tapi jadi bertiga bareng Endah. Sebelum menuju destinasi pertama, kita sarapan di tenda-tenda biru di sepanjang tepi jalan. Selesai sarapan kita lanjut naik angkot ke Rammang-rammang. Pertama dari pertigaan halte damri yang kemaren, kita naik angkor ke arah lapangan karebosi, turun di MTC Karebosi. Dari MTC lanjut naik angkot ke arah Pangkep, lalu turun di Semen Bosowa, lalu jalan sekitar 500 m. Sebenarnya bisa sih naik ojek atau charter angkot, tapi kita lebih memilih untuk jalan kaki sambil menikmati Karts Rammang-rammang yang menurut aku masih alami sekali. Tanpa disangka kita ketemu sama warga lokal yang sangat baik, seorang ibu dengan anaknya berumur sekitar 8 tahun bernama Caca.
Mereka memandu kita dan bercerita tentang rammang-rammang. Bahkan karena baiknya, ibu tersebut menawarkan untuk menginap di rumahnya secara cuma-cuma. Tapi karena memang sudah check in di penginapan sampai hari kepulangan, jadi ya mau gimana lagi kita terpaksa menolak kebaikan ibu caca. Huhuhuhu

Hamparan sawah menemani perjalanan menuju penyebrangan

Caca dan Bu Dahlia membawa makanan dagangan mereka

Caca, baik hati dan sangat polos serta penuh mimpi

Ganis dan Endah
Bu Dahlia ini sangat ramah dan baik. Beliau menjual jajanan dan juga makanan untuk sarapan mau makan siang. Kalo kalian pengen main ke Rammang-rammang dan pengen nginap bisa menghubungi Bu Dahlia 082292607889 . Dia bisa mandu dan bahkan menawarkan menginap di rumahnya secara cuma-cuma. Saking baiknya kita bingung gimana buat membayar kebaikan Bu Dahlia. Dan akhirnya untuk membayar kebaikan Bu Dahlia, kami membeli jajanan Bu Dahlia yaitu kue panada dan telor asin. Harganya murah serta rasanya enak.
Yang paling berkesan di Rammang-rammang ini selain pemandangannya adalah warga lokal yang sangat ramah dan baik hati serta murah senyum. Pemudanya banyak yang menjadi nelayan perahu untuk menyebrang. Sayang sekali, padahal mereka memiliki semangat yang besar untuk belajar dan bekerja. Namun karena menurut aku kurangnya fasilitas pendidikan dan kurangnya informasi sehingga pemuda di sini memiliki kesempatan yang tidak sama dengan pemuda di pusat kota.
Oke back to the main topic.
Aku, Garnis, Endah, Caca dan Bu Dahlia, berjalan menuju tempat penyebrangan.

Sudah ramai orang karena memang long weekend

Tarif perahu sudah ditentukan jadi ga perlu khawatir lagi dapet harga yang mahal

Kalo mau mampir makan dulu sebelum menyebrang juga bisa
Enaknya disini tuh, harga perahunya sudah ditentukan. Jadi para nelayan dan pemerintah setempat sudah mengeluarkan surat edaran untuk harga per perahu. Harga sewa yang di tawarkan adalah harga per perahu, dan harganya akan berbeda ketika memuat jumlah orang yang berbeda.

1-4 orang, Rp. 200.000/perahu
5-7 orang, Rp. 250.000/perahu
8-10 ke atas, Rp. 300.000/perahu

karena kita cuma bertiga jadi kita sewa perahu seharga 200k per perahu . Sedangkan caca dan Bu Dahlia karena warga lokal, mereka tidak dikenakan biaya.
Caca ikut bersama kita sedangkan Bu Dahlia melanjutkan menjual makanan dagangannya. Sebelum pergi menyebrang, aku dan Garnis menyewa 2 buah topi dari rotan yang memang disewakan di sana seharga 5000/topi.

pemandangan selama penyebrangan

Endah, Garnis dan Mas Perahu (lupa tanya namanya hehehe)

pemandangan yang masih alami yah

Endah dan Garnis


Perlu merunduk sedikit suaya ga kena kepalanya guys

Ini salah satu rumah warga lokal

Beberapa turis ada yang turun di sini untuk jalur darat, karena memang ada kafe juga di situ

Here we are~
Garnis the adventurer :p

Endah mau juga bergaya ternyata haha

Ini semacam langgar atau surau tempat sholat
Sebenarnya selain jalur penyebrangan ini, ada jalur darat untuk treking mengunjungi beberapa pilihan wisata di rammang-rammang selain karst.
Selepas menyebrang kita istirahat dulu di gubuk ketemu dengan teman-teman Endah. Mereka baru saja keliling Toraja. Kita tukar info dan pengalaman, kemudian aku, Garnis dan Endah lanjut menyebrangi sawah menuju Karst dipandu sama Caca.




Sempat terhalang kerbau yang ga mau pergi dari jalan di tengah sawah
Add caption



Finally~

Sampai di sini juga~
Adzan sudah memanggil untuk menunaikan sholat dzuhur

Bu Dahlia melanjutkan jualan makanan

See you when we see you Caca dan Bu Dahlia

Ini salah satu kafe di sana

Kembali ke tempat penyebrangan

Setelah sampai, kita kembali ke pusat kota menggunakan angkot dengan jalur yang sama dengan waktu berangkat. Perjalanan hari ini cukup di Rammang-rammang. Sedangkan malam harinya aku dan Garnis pergi ke tempat makan Konro Bakar di Karebosi. Sedangkan Endah, karena ga bisa makan iga di memilih makan ke resto lain.
Aku nyaranin banget kalo ke makassar, selain makan coto makassar kalian harus mampir makan konro bakar di karebosi ini. Ya walopun perlu effort mulai dari ngantri pesan, ngantri dapet tempat duduk, ngantri makanan dateng sampai dengan ngantri bayar. Memang sangat laris dan recommended karena rasanya yang mantap! Harga per porsi konro Bakara adalah 65k. Dengan harga tersebut sangat worth dengan apa yang kita dapat, baik rasa dan besarnya iga :3
Selesai dengan makan malam masing-masing kita kembali berkumpul bertiga untuk pergi membeli oleh oleh di sepanjang jalan Somba Opu menggunakan taksi. Di Jalan Somba Opu kita punya banyak pilihan toko dan juga jenis oleh-oleh yang bisa dibeli. Mulai dari makanan hingga pakaian ataupun pajangan dinding kupu-kupu serta macam-macam gantungan kunci. Dan masih banyak lagi aksesoris maupun kain yang bisa dibeli.
Selesai beli oleh-oleh kita balik ke penginapan untuk istirahat dan bersiap-siap untuk besok.

Hari ke-3.
Hari ini merupakan hari yang paling favorit ketika kita jalan-jalan di Makassar. Dan rute jalan hari ini juga sangat padat, menyenangkan dan unforgettable lah. Hahaha
Pertama-tama, kita bertiga ke Benteng Fort Rotterdam karena di hari pertama Endah belum sempat ikut ke destinasi ini.



kebetulan ada pawai budaya anak-anak TK

Ga lupa, teman kecil ku

Rhea dan Blue



Ini miniatur dari Fort Rotterdam, mirip penyu ya

Silsilah Keluarga

Keliling Museum La Galigo, isinya tentang kebudayaan dan adat yang ada di Sulawesi Selatan

Leyeh-leyeh dulu

Mencoba mengikuti gaya kekinian. LOL.

Lanjut ke tempat penyebrangan menuju Pulau Samalona dan Kodingareng Keke.
Kita naik kapal bersama Pak Denai (082188898036) . Harga sewa kapalnya 650k ke dua pulau dan menuju beberapa spot untuk snorkerling.
Kalo kalian tidak membawa peralatan snorkeling bisa menyewanya di Pulau Samalona. Harga sewa kacatama untuk snorkelling dan sepatu nya seharga 50k sedangkan untuk pelampung menambah 20k.
Selain itu kita juga perlu menyewa tangga seharga 20k untuk turun dari perahu ke spot snorkeling.
Pak Denai



Pulai Samalona

di Pulau Kodingareng Keke


Pulau Kodingareng Keke


















Perjalanan pulang, sambil menyanyi lagu lagu Raisa
teman bernyanyi selama naik kapal


pulang ke penginapan naik becak

Hal yang aku suka dari Wisma Jampea itu, jaraknya strategis kemana-mana. Ke Benteng Fort Rotterdam deket, Karebosi deket, pelabuhan deket, Pantal Losari deket, ah pokoknya kemana-mana enak. Kita balik dulu untuk mandi dan bebersih setelah itu lanjut jalan ke Trans Studio untuk bermain wahana dan foto-foto di spot yang sangat instagrammable.







Kebetulan ada pertunjukan sulap


Garnis membuat rekor mengalahkan kuatnya genggaman tangan bapak-bapak

try another wahana



Dan perjalanan kita di makassar di tutup dengan menikmati sunset di pantai Akarena. Kebetulan di sana sedang ada resepsi pernikahan disekitar pantai. Jadi bisa menikmati sunset sambil dengerin lagu Yura Berawal Dari Tatap versi jazz dengan alunan Saxophone.
Terimakasih Makassar. Perjalanan kali ini bener-bener berkesan dan masih pengen balik lagi untuk mengunjungi beberapa destinasi lain yang pasti ga kalah keren di Makasar. See you when I see you Kota Daeng!